Sabtu, 06 Juni 2009

PERUPA, PENYAIR dan PEMBUAT LOGO TEGAL


H Hasan Bisri
Perupa, Penyair dan
Pembuat Logo Kota Tegal

TAHUKAH Anda siapa pembuat logo Pemerintah Kota Tegal? Dialah H Hasan Bisri. Pria kelahiran 29 Juni 1945 ini oleh para kolega maupun teman-teman sesama pelukis Sanggar Putik ’99, Slawi lebih dikenal sebagai seorang pelukis. Namun, jejak karirnya sebagai perupa yang cukup prestise yakni ketika memenangi lomba Membuat Logo Pemkot Tegal pada tahun 1972. Ketika kami bertandang ke rumahnya yang asri, Selasa (2/6) petang, ia menceritakan mengenai lomba yang digelar Pemkot Tegal dan diikuti sekitar 160 peserta tersebut. "Waktu itu saya bersama teman-teman Kelompok Desainer Tegal ikut lomba semua. Saya mengirimkan gambar logonya tiga hari sebelum pendaftaran ditutup," kenangnya.Tanpa dinyana, pada saat pengumuman pemenang, ia dinyatakan sebagai pemenang dan mendapat surat dari panitia untuk hadir pada acara penyerahan penghargaan oleh Walikota Tegal. Namun begitu sampai di tempat acara, panitia mengatakan pemenang lomba Logo Pemkot Tegal ternyata ada tiga orang. “Selain saya ada dua peserta lagi yang dinyatakan menang, satu perempuan dan satunya lagi laki-laki yang kemudian saya kenal namanya Bekti. Kami dinyatakan menang bersama, hadiahnya dapat piagam penghargaan, uang dan foto barsama walikota. Jadi intinya tidak ada juara satu dalam lomba tersebut,” tutur bapak lima anak ini dengan nada penuh terkejut. Lebih terkejut lagi ketika melihat logo Kota Tegal yang sampai sekarang masih dipakai seluruh isinya adalah hasil karyanya, baik bentuk, komposisi gambar maupun warnanya. "Seluruh isinya, mulai dari bentuk kapal, warna dan motifnya tidak ada yang beda. hanya bingkainya saja yang bukan punya saya," katanya menambahkan. Bahkan ia dengan lancar menjelaskan secara rinci makna dibalik gambar logo tersebut. “Gerigi di bawah kapal melambangkan Kota Tegal sebagai kota industri, kemudian kapal layar melambangkan Kota Tegal sebagai kota maritim, dan yang setahu saya tidak dimiliki semua peserta adanya lambang tiga jalan di atas kapal yang berwarna kuning, melambangkan Kota Tegal dilalui tiga jalur dari arah Jakarta, Semarang dan Purwokerto,” ucapnya. “Sedangkan api yang berkobar berwarna merah putih di atas kapal melambangkan semangat masyarakat Tegal dalam bekerja dan berkarya yang menyala-nyala,” lanjutnya.Atas dinyatakannya tiga pemenang bersama dalam lomba pembuatan logo tersebut, otomatis hingga kini siapa pembuat logo Pemkot Tegal, ketiga-tiganya berhak mengklaim itu hasil karyanya ke masyarakat, karena sama-sama dapat piagam penghargaan. Tetapi keseluruhan isi gambarnya, adalah hasil idenya Suami Hj Nuryati HB ini sedikit menyayangkan panitia tidak menetapkan juara I, II dan III. “Layaknya lomba kan semestinya ada juara satu, dua dan tiga, lalu apabila ketiga gambar pemenang kurang sempurna, bisa dikombinasikan panitia, tidak masalah, lha kok setelah dinyatakan tidak ada pemenang pertama, gambar yang dipakai murni punya saya?” ujarnya. Bahkan gambar ketiga pemenang itu juga tidak ditunjukan ke publik, sehingga ia sampai sekarang belum tahu gambar logo asli kedua pemenang lainnya itu seperti apa. Tapi ia tetap yakin, akan gambar logo yang terpampang dialah yang membuatnya. Maka, ia mengaku cukup tersenyum di dalam hati jika melintas ke Kota Tegal melihat logo yang terpajang itu. Karir MelukisMenengok jejak rekam kegiatan seni Hasan Bisri di seni rupa memang cukup panjang. Namanya tercatat di berbagai pameran lukisan tingkat Nasional maupun Internasional. Di usianya yang pada 29 JUni 2009 nanti genap 64 tahun ia masih tetap eksis dan berporses melukis. Ciri khas lukisan mantan Kepala Perpustakaan Umum Kabupaten Tegal ini berupa seni dekoratif. Setelah melalui perjalanan panjang dengan berbagai eksperimen, dekoratif rupanya menjadi pilihan sesuai hatinya. “Dekoratif itu unik perubahan bentuk atau obyek sesuai imajinasi, bebas berekspresi meliuk dengan garis-garis sebagai goresan dan garis kontur membatasi semua bidang obyek adalah pernyataan pribadi saya yang mantap,” ungkap alumnus ASRI. Sedangkan warna dominan coklat pada lukisan dekoratifnya, karena warna coklat berkarakter damai, tenang dan bersifat kekeluargaan. Selain itu mengingatkan batik tradisi. Lalu soal Sanggar Putik ‘99 yang kini tetap moncer rupanya bentuk metamorfosis yang ia perjuangkan sejak tahun 1972. “Dulu namanya Sanggar Putik 72 saya dirikan di Kota Tegal beranggotakan 17 orang Desainer Texin Tegal, lalu tahun 1975 anggotanya jadi 100 orang, yang meliputi kegiatan seni rupa, teater, drama, dan musik. Tahun 1980 sanggar menerbitkan majalah Kesenian Remaja, dan tahun 1999 berubah nama Sanggar Putik ’99, saya sebagai ketuanya, merupakan wadah kegiatan perupa Tegal dan sekitarnya,” jelasnya. Selain melukis, Hasan juga banyak menulis sajak. Setidaknya sudah empat buku sajak yang siap ia terbitkan. Sajak-sajaknya itu ia tulis disela senggangnya. Kini ia hidup bahagia bersama istri anak dan cuu-cucunya. Dan apa yang telah ia lalui serta dapatkan selama ini, sebagai orang biasa, Hasan Bisri merasa suatu anugerah dari Sang Maha Pencipta, Allah SWT. “Saya bersyukur kepada Allah SWT pada umur setua ini, 64 tahun tepatnya 29 Juni 2009 genap usia saya 64 tahun, Allah telah memberi kesehatan, kekuatan, kemampuan berkreasi, dua kelebihan yang kedua-duanya saling menunjang, saling mengisi, atas ijin Allah saya bisa mewujudkan imajinasi lewat melukis dan tulisan,” pungkasnya, sambil menambahkan semoga dapat bermanfaat bagi kita (EK/LS)


Keluarga H Hasan Bisri
Tanamkan Budaya Saling Jujur dan PengertianMENGENAL sosok H Hasan Bisri yang terpancar darinya sifat rendah hati, tidak suka menonjolkan kehebatannya dimuka publik dan familiar dengan siapa saja. Dimata sang istri, Hj Nuryati HB, dia sebagai seorang suami dan bapak yang bertanggungjawab dari kelima anaknya. Pun Hasan Bisri merasa bersyukur mempunyai istri yang dapat dipercaya bersama-sama membangun biduk rumah tangga. Menikah 28 Agustus 1968 keharmonisan mereka berdua sering membuat iri para tetangganya. “Kadang kalau kita lagi jalan berdua, banyak yang merasa iri, karena kita selalu hidup rukun dan damai,” tuturnya sambil tertawa bahagia. Lantas, apa rahasia agar biduk rumah tangga tetap langgeng keharmonisannya? Hasan Bisri maupun Nuryati menjawab, rahasianya saling percaya, saling jujur, terbuka, dan saling pengertian, tidak neko-neko. Sejak menikah, Hasan Bisri dan istri boleh dikata sebagai keluarga yang berkecukupan. Sama-sama bekerja sebagai PNS, hanya beda tempat. Ia mengabdi di Pemerintahan Kabupaten Tegal dan istrinya di Pemerintahan Kabupaten Brebes. Yang membanggakan lagi, kelima anaknya sudah mentas semua, dan mereka boleh dikata sukses di bidangnya masing-masing. Anak sulung dan bungsu tinggal di Jatibarang, anak kedua tinggal di Bandar Lampung, yang ketiga di Bandung, dan anak keempat tinggal di Jatisari, Bekasi, Jawa Barat. Dari kelima anaknya itu, dikaruniai 10 cucu, terdiri dari 9 cucu laki-laki dan 1 perempuan. Namun, kelima anaknya itu tidak ada yang meneruskan jejak karirnya sebagai pelukis. Hanya cucunya yang nampaknya punya bakat melukis. “Tiga cucu saya Muhammad Rafi, Muhammad Samsul, Arif, Muhammad Helmi Basyari yang sepertinya punya bakat melukis. Sering saya lihat mereka suka melukis dan saya perhatikan hasilnya bagus,” ucapnya. Punya anak soleh dan solehah tentu suatu harapan bagi semua orangtua. Demikian Hasan Bisri dan Nuryati, bersyukur kelima anaknya meski sudah jadi orang sukses dan tinggal jauh dengannya, tetap memerhatikan dirinya. Sewaktu berangkat haji tahun 2006 juga atas biaya gotong-royong anak-anaknya. “Saya sebenarnya mau menjual mobil untuk naik haji, tapi dicegat anak saya, akhirnya mereka yang membiayai saya dan istri naik haji,” kenangnya.Kini, ia sebagai pensiunan sibuk menceburkan diri mengelola Sanggar Putik ’99 dan Galeri Bisri di depan rumahnya. Sedangkan sang istri sebagai Ketua Majlis Talim Ummahatur Rofiqoh Jatibarang, Brebes yang belum lama ini hadir di acara Mamah dan Aa Curhat Dong di Indosiar. Ia mengaku kini sedang banyak pesanan atau order melukis dekoratif dari Bali. Rencana kedepan, ia ingin menerbitkan buku kumpulan puisinya dan menggelar pameran lukisan tunggal tentang flora fauna serta lukisan art yang selama ini tersimpan di galerinya
(EK/LS)

Biodata
Nama : H Hasan Bisri TTL : Jatibarang, 29 Juni 1945
Pendidikan : Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) Yogyakarta, tahun 1970
Nama Istri : Hj Nuryati HB
Nama Anak : Santi Dianning Pratiwi Moh Kukuh Lega Nirmala, H Moh Sovan Hadibowo ST Com, Moh Nugroho Akbari ST, Moh Rizqini Gunawan
Alamat : Jalan Sibiuk No 1 Jatibarang, Brebes
Prestasi : Mendapat penghargaan Walikota Tegal dalam menang Lomba Logo Kota Tegal Tahun 1972 Juara III Desain Batik se-Propinsi Jawa Tengah. Pendiri Sanggar Putik 72 Kota Tegal tahun 1972 Mendirikan Kelompok Desainer Tegal Tahun 1971
Menyeleksi lukisan anak-anak peserta lomba lukis tingkat Internasional dan Juara I di Seoul, Korea Selatan tahun 1987
Kegiatan Seni : - Pameran Kelompok mahasiswa ASRI Yogyakarta di Aula ASRI Gedung Seni Sono, Gedung Sono Budoyo, Yogyakarta, Temanggung, Titi Kawedar Tegal tahun 1967-1968- Pameran Bertiga bersama Adam Lay, Danta dalam rangka Hari Kepolisian RI di Gedung AMPERA Kota Tegal 1969
- Desainer Tekstil di Texin Tegal 1970-1973
- Guru Gambar di SMP Pancasila Tahun 1974
- Pimpinan Redaksi majalah kesenian remaja terbitan sanggar Guru Kesenian di SMA Pusponegoro IV tahun 1980-1985
- Panitia Lomba Lukis Porseni SD tingkat Kabupaten Tegal
- Pengurus Sanggar Budaya Kabupaten Tegal dan Berpameran di Gedung Korpri Slawi tahun 1992
- Menjadi Kepala Perpustakaan Umum Kabupaten Tegal tahun 1998
- Sebagai Ketua Sanggar Putik '99 yang diterima Pemkab Tegal sebagai wadah perupa di Kabupaten Tegal dan sekitarnya
- Pameran Rutin Alumnus ASRI dari semua angkatan di Gedung World Trade Centre (WTC) Jakarta tahun 1999-2004
- Pameran Lukisan Collour Movement at New Milenium di News Cafe Kemang, Jakarta tahun 2000
- Pameran bersama Sanggar Putik '99 beserta alumnus UNNES Semarang di Gedung UPS Tegal tahun 2000
- Pameran bersama di SMAN 3 Slawi tahun 2000
- Pameran bersama di Matahari Plasa, Pekalongan tahun 2000`
- Pameran bersama di Gedung Korpri, Slawi tahun 2000`
- Pameran disentralisasi Seni Rupa Tegal oleh 7 perupa di Lanal Tegal tahun 2001`
- Pameran Nuansa Bahari di Bahari Inn Tegal tahun 2002
- Peserta jambore Seni rupa 2008 di Ancol, Jakarta 21 Agustus-1 September 2008
- Pameran bersama bertema 'Warna-Warni 2009' Komite Seni Rupa Dewan Kesenian Kab Tegal di Gedung Rakyat, Balai Kesenian Kabupaten Tegal 30 Mei-7 Juni 2009.

Kegiatan Menulis:
- Tulisan pertama menyusun buku TEORI WARNA terbitan khusus oleh SMAN 1 Slawi

Kumpulan Puisi :
Sajak Kembar, Perjalanan Biruku dalam Sajak, dan Sajak Kocak (Dialog antara penguasa Taman Raden Saleh dengan Penguasa Taman Singosari)

-Motto HIdup : Hari esok adalah langkah. Kerja adalah perang. Jangan berbangga karena apa dan siapamu tapi karena langkahmu. Nama adalah hadiah dari sebuah ketekunan.

Tidak ada komentar: